BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS ?

Senin, 21 September 2009

kampung halamanku tercinta..T T



Ainaro adalah salah satu dari 13 distrik administratif di Timor Leste, di bagian barat daya negara itu. Jumlah penduduk nya 53,629 orang (sensus 2004) dengan luas wilayah 797 km². Ibu kotanya adalah kota Ainaro, sebuah kota pegunungan yang kecil.

Distrik ini identik dengan distrik yang sama di masa Timor Portugis, dengan sejumlah perkecualian berikut: pada masa pendudukan Indonesia, sub-distrik Turiscai menjadi bagian dari Manufahi dari Ainaro, dan sub-distrik Hatudo sebaliknya menjadi bagian dari Ainaro.

Distrik ini berbatasan dengan distrik Aileu di sebelah utara, Manufahi di selatan, Cova-Lima di barat daya, Bobonaro di barat, dan Ermera barat laut. Sub-distrik Ainaro kini adalah Ainaro, Hatudo, Hatu Builico, dan Maubisse.

Ainaro mempunyai banyak sungai dan tanah yang subur untuk pertanian. Distrik ini mempunyai daerah pantai di Laut Timor, tetapi juga daerah bergunung-gunung, termasuk puncak tertinggi di Timor Leste, Gunung Ramelau (2.960 m), juga dikenal sebagai Tatamailau, yang terletak dekat perbatasan dengan Ermera. Secara historis, Ainaro memainkan peranan penting pada masa pendudukan Indonesia yang brutal di Timor Leste, yaitu memberikan perlindungan bagi para pasukan gerilya pemberontak yang berbasis di gunung-gunung. Bekas pemimpin gerilya dan kini Presiden Xanana Gusmão bertahun-tahun memimpin perlawanan dari Ainaro.

Selain bahasa resmi yaitu bahasa Tetum dan Portugis, sejumlah besar penduduk Ainaro berbicara bahasa Mambai, yaitu sebuah bahasa Melayu-Polinesia. Penduduk Ainaro memeluk agama Katolik, Protestan, dan Islam dan mereka hidup berdampingan dengan damai.


Sejarah timor-timur


Sejarah Timor Leste berawal dengan kedatangan orang Australoid dan Melanesia. Orang dari Portugal mulai berdagang dengan pulau Timor pada awal abad ke-16 dan menjajahnya pada pertengahan abad itu juga. Setelah terjadi beberapa bentrokan dengan Belanda, dibuat perjanjian pada 1859 di mana Portugal memberikan bagian barat pulau itu. Jepang menguasai Timor Timur dari 1942 sampai 1945, namun setelah mereka kalah dalam Perang Dunia II Portugal kembali menguasainya.

Pada tahun 1975, ketika terjadi Revolusi Bunga di Portugal dan Gubernur terakhir Portugal di Timor Leste, Lemos Pires, tidak mendapatkan jawaban dari Pemerintah Pusat di Portugal untuk mengirimkan bala bantuan ke Timor Leste yang sedang terjadi perang saudara, maka Lemos Pires memerintahkan untuk menarik tentara Portugis yang sedang bertahan di Timor Leste untuk mengevakuasi ke Pulau Kambing atau dikenal dengan Pulau Atauro. Setelah itu FRETILIN menurunkan bendera Portugal dan mendeklarasikan Timor Leste sebagai Republik Demokratik Timor Leste pada tanggal 28 November 1975. Menurut suatu laporan resmi dari PBB, selama berkuasa selama 3 bulan ketika terjadi kevakuman pemerintahan di Timor Leste antara bulan September, Oktober dan November, Fretilin melakukan pembantaian terhadap sekitar 60.000 penduduk sipil (sebagian besarnya wanita dan anak2 karena para suami mereka adalah pendukung faksi integrasi dengan Indonesia). Tak lama kemudian, kelompok pro-integrasi mendeklarasikan integrasi dengan Indonesia pada 30 November 1975 dan kemudian meminta dukungan Indonesia untuk mengambil alih Timor Leste dari kekuasaan FRETILIN yang berhaluan Komunis.

Tiga Kuburan Masal sebagai bukti pembantaian FRETILIN terhadap pendukung integrasi terdapat di Kabupaten Aileu (bagian tengah Timor Leste), masing-masing terletak di daerah Saboria, Manutane dan Aisirimoun.


Ketika pasukan Indonesia mendarat di Timor Leste pada tanggal 7 Desember 1975, FRETILIN didampingi dengan ribuan rakyat mengungsi ke daerah pegunungan untuk untuk melawan tentara Indonesia. Lebih dari 200.000 orang dari penduduk ini kemudian mati di hutan karena pemboman dari udara oleh militer Indionesia serta ada yang mati karena penyakit dan kelaparan. Banyak juga yang mati di kota setelah menyerahkan diri ke tentara Indonesia, namun Tim Palang Merah International yang menangani orang-orang ini tidak mampu menyelamatkan semuanya.

Selain terjadinya korban penduduk sipil di hutan, terjadi juga pembantaian oleh kelompok radikal FRETILIN di hutan terhadap kelompok yang lebih moderat. Sehingga banyak juga tokoh-tokoh FRETILIN yang dibunuh oleh sesama FRETILIN selama di Hutan. Semua cerita ini dikisahkan kembali oleh orang-orang seperti Francisco Xavier do Amaral, Presiden Pertama Timor Lesta yang mendeklarasikan kemerdekaan Timor Leste pada tahun 1975. Seandainya Genderal Wiranto (pada waktu itu Letnan) tidak menyelamatkan Xavier di lubang tempat dia dipenjarakan oleh FRETILIN di hutan, maka mungkin Xavier tidak bisa lagi jadi Ketua Partai ASDT di Timor Leste Sekarang.

Selain Xavier, ada juga komandan sektor FRETILIN bernama Aquiles yang dinyatakan hilang di hutan (kemungkinan besar dibunuh oleh kelompok radikal FRETILIN). Istri komandan Aquilis sekarang ada di Baucau dan masih terus menanyakan kepada para komandan FRETILIN lain yang memegang kendali di sektor Timur pada waktu itu tentang keberakaan suaminya.

Selama perang saudara di Timor Leste dalam kurun waktu 3 bulan (September-November 1975) dan selama pendudukan Indonesia selama 24 tahun (1975-1999), lebih dari 200.000 orang dinyatakan meninggal (60.000 orang secara resmi mati di tangan FRETILN menurut laporan resmi PBB). Selebihnya mati ditangan Indonesia saat dan sesudah invasi dan adapula yang mati kelaparan atau penyakit. Hasil CAVR menyatakan 183.000 mati di tangan tentara Indonesia karena keracunan bahan kimia dari bom-bom napalm, serta mortir-mortir.

Pada 30 Agustus 1999, dalam sebuah referendum yang diadakan PBB, sebagian besar rakyat Timor Timur memilih merdeka dari Indonesia. Antara waktu referendum sampai kedatangan pasukan perdamaian PBB pada akhir September 1999, kaum anti-kemerdekaan yang konon didukung Indonesia mengadakan pembantaian balasan besar-besaran, di mana sekitar 1.400 jiwa tewas dan 300.000 dipaksa mengungsi ke Timor barat. Sebagian besar infrastruktur seperti rumah, sistem irigasi, air, sekolah dan listrik hancur. Pada 20 September 1999 pasukan penjaga perdamaian International Force for East Timor (INTERFET) tiba dan mengakhiri hal ini. Pada 20 Mei 2002, Timor Timur diakui secara internasional sebagai negara merdeka dengan nama Timor Leste.

http://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi_Timor_Timur


Daftar gubernur Timor-timur sejak portugis hingga indonesia


Període Gubernur Catatan
Koloni Portugal, di bawah Portugis India
1642 - 1702 Capitão-mor
1702 - 1705 António Coelho Guerreiro (Gubernur)
1705 - 1706 Lourenço Lopes (Gubernur)
1706 - 1708 Manuel Ferreira de Almeida (Gubernur) Mandat pertama
1708 - 1709 Jácome de Morais Sarmento (Gubernur)
1709 - 1714 Manuel de Souto-Maior (Gubernur)
1714 Manuel Ferreira de Almeida (Gubernur) Mandat kedua
1714 - 1718 Domingos da Costa (Gubernur)
1718 - 1719 Francisco de Melo e Castro (Gubernur)
1719 - 1722 Manuel de Santo António (Gubernur)
1722 - 1725 António de Albuquerque Coelho (Gubernur)
1725 - 1729 António Moniz de Macedo (Gubernur) Mandat pertama
1729 - 1731 Pedro de Melo (Gubernur)
1731 - 1734 Pedro de Rego Barreto da Gama e Castro (Gubernur)
1734 - 1739 António Moniz de Macedo (Gubernur) Mandat kedua
1741 - 1745 Manuel Leonís de Castro (Gubernur)
1745 - 1748 Francisco Xavier Doutel (Gubernur)
1748 - 1751 Manuel Correia de Lacerda (Gubernur)
1751 - 1759 Manuel Doutel de Figueiredo Sarmento (Gubernur)
1759 - 1760 Sebastião de Azevedo e Brito (Gubernur)
1760 - 1763 kosong
1763 - 1765 Dionisio Gonçalves Rebelo Galvão (Gubernur)
1765 - 1768 kosong
1768 - 1776 António José Teles de Meneses (Gubernur)
1776 - 1779 Caetano de Lemos Telo de Meneses (Gubernur)
1779 - 1782 Lourenço de Brito Correia (Gubernur)
1782 - 1785 João Anselmo de Almeida Soares (Gubernur)
1785 - 1788 João Baptista Vieira Godinho (Gubernur)
1788 - 1790 Feliciano António Nogueira Lisboa (Gubernur)
1790 - 1794 Joaquim Xavier de Morais Sarmento (Gubernur)
1794 - 1800 João Baptista Verquaim (Gubernur)
1800 - 1804 José Joaquim de Sousa (Gubernur)
1804 - 1807 João Vicente Soares da Veiga (Gubernur)
1807 - 1810 António de Mendonça Corte-Real (Gubernur)
1810 - ? António Botelho Homem Bernardes Pessoa (Gubernur)
1812 - 1815 Vitorino Freire da Cunha Gusmão (Gubernur)
1815 - 1819 José Pinto Alcoforado de Azevedo e Sousa (Gubernur)
1821 - 1832 Manuel Joaquim de Matos Góis (Gubernur)
1832 - ? Miguel da Silveira Lorena (Gubernur)
1834 - 1839 José Maria Marques (Gubernur)
1839 - 1844 Frederico Leão Cabreira (Gubernur)
Koloni Portugal, di bawah Macau
1844 - 1848 Julião José da Silva Vieira (Gubernur)
1848 - 1851 António Olavo Monteiro Tôrres (Gubernur)
1851 - 1852 José Joaquim Lopes de Lima (Gubernur)
1852 - 1856 Manuel de Saldanha da Gama (Gubernur)
1856 - 1859 Luís Augusto de Almeida Macedo (Gubernur)
1859 - 1863 Afonso de Castro (Gubernur)
1863 - 1864 José Manuel Pereira de Almeida (Gubernur)
1864 - 1866 José Eduardo da Costa Meneses (Gubernur)
1866 - 1869 Francisco Teixeira da Silva (Gubernur) (lahir 1826 - meninggal 1894)
1870 - 1871 João Clímaco de Carvalho (Gubernur)
1873 - 1876 Hugo Goodair de Lacerda Castelo Branco (Gubernur) Mandat pertama
1876 - 1878 Joaquim António da Silva Ferrão (Gubernur)
1878 - 1880 Hugo Goodair de Lacerda Castelo Branco (Gubernur) Mandat kedua
1880 - 1881 Augusto César Cardoso de Carvalho (Gubernur) (lahir ...?
1882 - 1883 Bento da França Pinto de Oliveira (Gubernur)
1883 - 1885 João Maria Pereira (Gubernur)
1885 - 1887 Alfredo de Lacerda Maia (Gubernur)
1887 - 1888 António Francisco da Costa (Gubernur)
1888 - 1890 Raphael Jácome Lopes de Andrade (Gubernur) (lahir 1851 - meninggal 1900)
1891 - 1894 Cipriano Forjaz (Gubernur)
1894 - 1908 José Celestino da Silva (Gubernur)
1908 - 1909 Eduardo Augusto Marqués (Gubernur)
1910 - ? Alfredo Augusto Soveral Martins (Gubernur)
1911 - 1917 Filomeno da Cámara Melo Cabral (Gubernur)
1917 - 1919 Luís Augusto de Oliveira Franco(mewakili Gubernur)
1919 - 1921 Manuel Paulo de Sousa Gentil (Gubernur) (lahir 1870 - meninggal 1937)
1921 - 1923 José de Paiva Gomes (Gubernur)
1924 - 1926 Raimundo Enes Meira (Gubernur)
1926 - 1928 Teófilo Duarte (Gubernur) (lahir 1898 - meninggal 1958)
1929 - 1930 Cesário Augusto de Almeida Viana (Gubernur)
1930 - 1933 Antonio Baptista Justo (Gubernur)
1933 - 1936 Raúl de Antas Manso Preto Mendes Cruz (Gubernur)
1937 - 1939 Álvaro Eugenio Neves de Fontoura (Gubernur)
1940 Manuel de Abreu Ferreira de Carvalho (Gubernur) (lahir 1893 - meninggal ...)
Pendudukan oleh Belanda dan Australia
17 Desember 1941 - 1942 William Watt Leggatt(Panglima tentara Australia) (lahir 1894 - meninggal 1968)
17 Desember de 1941 - 1942 Nico Leonard Willem van StratenPanglima tentara Belanda (lahir 1897 - meninggal 1968)
Pendudukan oleh Jepang
1942 - 194? Sadashichi Doi (Panglima tentara Jepang)
Koloni Portugal, sebagai provinsi seberang lautan
1946 - 1950 Óscar Freire de Vasconcelos Ruas (Gubernur)
1950 - 1958 César Maria de Serpa Rosa (Gubernur) (lahir 1899 - meninggal 1968)
1959 - 1963 Filipe José Freire Temudo Barata (Gubernur)
1963 - 1968 José Alberty Correia (Gubernur)
1968 - 1972 José Nogueira Valente Pires (Gubernur)
1972 - 1974 Fernando Alves Aldeia (Gubernur)
18 November 1974 - 26 Agustus 1975 Mário Lemos Pires
Presiden (setelah Proklamasi Kemerdekaan, Timor Portugis diinvasi oleh Indonesia pada 7 Desember 1975 hingga 17 Juli 1976 ketika Indonesia menganeksasi ‘’Timor Timur’’ sebagai provinsi ke-27)
28 November 1975 - September 1978 Francisco Xavier do Amaral (lahir 1937)
September 1978 - 31 Desember 1978 Nicolau dos Reis Lobato(mewakili Gubernur) (lahir 1952 - meninggal 1978)
Presiden Pemerintahan Sementara
17 Desember 1975 - 17 Juli 1976 Arnaldo dos Reis Araújo
Gubernur'
1976 - 1978 Arnaldo dos Reis Araújo (Gubernur)
1978 - 1982 Guilherme Maria Gonçalves (Gubernur) (lahir 1920?)
18 September 1983 - 18 September 1992 Mário Viegas Carrascalão (lahir 1937)
18 September 1992 – Oktober 1999 Abílio José Osório Soares (Gubernur) (lahir 1947 - meninggal 2007)
Administrasi oleh PBB
25 Oktober 1999 - 19 Mei 2002 Sérgio Vieira de Mello (Brasil) (lahir 1948 - meninggal 2003)
Pengakuan Kemerdekaan atas Timor Timur


0 komentar: